Assalamualaikum para agan dan aganwati
yang makin hari makin kece aja. pada postingan kali ini merupakan sebuah
postingan dari anak ababil yang berusaha menjadikan menulis sebagai hobby
barunya. konon katanya. ABG labil yang bernama Anita Febrianti Halman ini
terinspirasi dari kakaknya yang paling manis sedunia, sebut saja itu saya, Sri
Utami Halman hahahaha *tassimbung
karna sang Ababil juga namanya ingin
eksis di dunia per-internetan seperti kakaknya, maka tak ada salaahnya jika
cerpen yang telah dibuatnya nebeng di blog admin ini hehe. okw karna saya sudah
capek mengetik setelah mengeluarkan cukup tenaga mencari jurnal untuk tugas
akhir PIO, maka akan saya persembahkan cerpen dari seorang Ababil tak berdosa
ini.
Season 1
Masa-masa
SMP sudah selesai. Ada perasaan bahagia, dimana
aku akan memasuki suasana yang baru yaitu suana putih abu-abu (SMA). Tetapi
ada juga perasaan yang sedih karena aku akan berpisah dengan sahabat-sahabatku.
Aku akan bersekolah di Jakarta, meninggalkan sahabatku dan juga kota dimana aku
dibesarkan yaitu kota Bandung. Oia aku lupa memperkenalkan diriku,
Namaku Andita Pratiwi biasa dipanggil Dita. Aku hanya mempunyai seorang
saudara, dia bernama Dika(Kakak ku). Karena urusan pekerjaan Ayah, Kami sekeluarga
pindah ke Jakarta. Aku berharap di Jakarta nanti aku bisa mempunyai sahabat
yang seperti di Bandung. Akhirnya Aku resmi menjadi siswa
SMA, Aku memilih bersekolah disalah-satu sekolah yang ternama di Jakarta. Hari
ini adalah hari pembagian kelas. Aku berjalan tergesa-gesa menuju ruang kelas.
Setibanya diruang kelas, aku langsung mengambil kursi yang posisinya nomor 2
dari depan. Aku memerhatikan suasana disekelilingku, ku lihat semua orang
sedang sibuk mencari pasangan yang akan dijadikannya teman sebangku. Saat aku sedang
memerhatikan suasana disekelilingku, tiba-tiba ada seorang prempuan berdiri
dihadapanku. Prempuan itu memintaku untuk menerimanya menjadi teman sebangku. Tanpa
berpikir panjang Aku langsung menerimanya untuk duduk sebangku denganku. Dia
pun mengulurkan tangannya sambil memperkenalkan dirinya. Namaku Ila kalau
kamu??Aku pun mengulurkan tangan dan memperkenalkan diriku.
Season 2
Tidak
terasa sudah 1 minggu aku bersekolah di sekolah itu. Aku mulai terbiasa dengan
suasananya dan juga mulai akrab dengan para siswanya. Bel tanda masuk sudah
berbunyi aku pun berlari tergesa-gesa menuju kelas. tiba-tiba BRUUUKKK aku
terjatuh ke lantai karena bertabrakan dengan seseorang. Aku langsung berkata “maaf
tidak sengaja” dan berlari menuju kelas tanpa memerhatikan orang itu. Untunglah
Pak Ismail belum mengajar, aku merasa lega. 15
menit kemudian barulah Pak Ismail datang semua mata tertuju kearahnya(begitu
pula denganku). Kami bukan memerhatikan pak Ismai tetapi laki-laki yang berada
di belakang Pak Ismail, aku mendengar suara-suara yang berbisik sambil memuji lelakiitu.
Pak ismail mempersilahkan laki-laki itu untuk memperkenalkan dirinya.
Perkenalkan nama saya Dimasriyadi Anggara, Saya Lulusan Smp Negeri 2 Bandung.
Semua orang yang ada di ruangan itu heran,kami semua mengira Dimas itu adalah
anak pindahan. Kemudian Pak Ismail menjelaskan bahwa Dimas itu lulus tes di
sekolah ini sama seperti kami semua tetapi dia tidak bersekolah selama beberapa
hari karena dia sakit. Pak Ismail menyuruh Dimas untuk duduk bersama anto yang pas
berada di belakangku. Pelajaranpun dimulai, ku lihat hampir seluruh prempuan di
kelasku memerkatikan Dimas, mereka semua memuji dan mengagung-agungkan sosok
Dimas, tetapi Aku langsung memfokuskan diri pada Pak Ismail yang sedang
menjelaskan di papan tulis.
Season 3
Jam istirahat berbunyi,
Aku dan Ila lebih memilih berada di luar kelas. Kamipun menghampiri Anto yang
sudah kami anggap seperti kakak untuk meminta buku yang aku pinjamkan padanya.
Saat menghampiri Anto ternyata dia sedang bersama Dimas. Halo kucing-kucingku kemari ujar Anto.
Terpaksa mau tidak mau kami ke Anto. Anto langsung mengelus-elus kepala kami
yang sudah menjadi kebiasaannya bila bertemu dengan kami. Anto memperkenalkan kami
pada Dimas. Dim kenalin mereka berdua kucing-kucingku. yang berambut hitam itu
bernama Dita, walaupun dia kucing tapi dia mempunyai otak yang encer. dan yang
berambut pirang itu bernama Ila dia kucingku yang paling jago berantem. Halo
Dimas kami berdua kucingnya Anto. Hati-hati yah kalau kamu lagi sama Anto
jangan sampai tanganmu digigit sama dia, nanti tanganmu bisa infeksi loh maklum
dia itukan anjing kami..Dimas tersenyum sambil memperlihatkan giginya yang
tersusun rapi. Bukankah kamu
orang yang bertabrakan denganku tadi pagi?? Dia mengajukan pertanyaan itu
sambil menatap ke arahku. Aku mengingat-ingat kejadian tadi pagi dan memang
betul aku yang menabraknya. Aku pun menjadi salah tingkah. Maaf yah aku tadi
buru-buru jadi tidak sempat meminta maaf secara sopan padamu. Tidak apa-apa
kok, itulah kata-kata yang keluar dari mulutnya. Aku langsung menatap wajahnya
dengan perasaan yang lega. Cieeeee yang sama-sama anak Bandung ternyata
jodoh..kalimat yang berasal dari mulut Ila dan Anto yang seolah-olah ingin
menjodohkan kami berdua. Akupun langsung mengalihkan pembicaraan.
Season 4
Pelajaran olah raga di
mulai. Pelajaran olah raga kali ini yaitu basket, Permainan yang paling ku
benci. Aku tidak suka yang berbau tentang basket, karena dulu waktu SMP aku
mempunyai pengalaman buruk tentang basket. Aku pernah pingsan gara-gara terkena
bola basket yang membuatku malu setengah mati, aku pingsan di tengah-tengah
lapangan dengan posisi Rok sekolahku yang terangkat naik sehingga boksser
bergambar Doraemonku dilihat oleh seisi sekolah. Semenjak saat itu aku dijuliki
Doraemon. Ternyata pelajaran basket ini akan menjadi nilai tambah
pada nilai olah raga semester nanti. Ya Allah apa yang harus aku lakukan??
Semenjak kejadian itu aku tidak pernah lagi memegang bola basket, ujar ku dalam
hati. Saat ku ceritakan kejadian yang menimpaku waktu SMP pada Ila, Anto, dan
Dimas mereka tertawa terbahak-bahak mendengar kisah ku. Bagaiman ini?? Apa yang
harus aku lakukan?? Kemudian anto memberi saran ”bagaiman kalau kamu belajar
basket”. hahhhh bagaimana mau belajar, pegang bola basket aja tangan ku sudah gemeteran.
Kamu serius, sambung Ila. Iya NON aku duarius malah. Tenang aja aku yakin
pelatih yang akan ngajarin kamu nanti pasti bisa membuat kamu gak gemetaran
lagi, ujar Anto. Sepertinya calon pelatih basket Dita pasti orangnya sangat
hebat, siapa nama pelatihnya?? Siapa tau aku kenal sama orangnya., sambung
Dimas. Kamu pasti kenal sama pelatihnya bahkan kamu kenal banget sama dia, nama
pelatihnya yaitu Dimasriyadi Anggara, jawab Anto. Aku, Ila, dan Dimas sangat
terkejut mendengar perkataan Anto barusan. Kalian kenapa sih?? Memangnya kalian tidak tahu yah kalau
Dimas itu pemain basket Nomor 1 di Bandung. Dia bahkan mempunyai banyak piala
di rumahnya(piala basket), masa kamu Dit nggak tau sih?? Kamukan sekota dengan
Dimas, sambung Anto lagi. Akukan tadi sudah bilang ke kalian semua kalau aku
enggak suka yang berbau tentang basket termasuk tentang para pemain-pemainnya,
jawab Dita. Tapi kali ini aku mohon padamu Dim, maukan kamu ngajarin aku main
basket??, sambung Dita beberapa menit kemudian dengan wajah yang memelas.
Baiklah akan ku coba., jawab Dimas dengan disertai dengan senyuman kecil di
bibirnya.
Season 5
Jam 15.00 WIB, Dimas
akan menjemputku untuk mengajariku bermain basket. Akupun sudah berada di teras
rumah. Sambil menunggu Dimas datang, Akupun mengambil hand phone. Ku lihat ada
pesan dari Ila, “semanagat yah sayang, semoga kamu bisa bermain basket. Tapi ingat
loh saat belajar basket nanti kamu jangan sampai lebih sering lihat pelatihnya
dibanding bolanya, hehehe”. Pesan dari Ila membuatku tersenyum lebar. Akhirnya
Dimas datang juga, akupun menghampirinya dan kami langsung menuju lapangan
basket. Di
lapangan basket, pertama-tama Dimas menyuruhku untuk memegang bola basket.
Akupun memegang bola basket dengan tangan yang mulai gemetaran. Oia Dit kalau
boleh tau barang kesayangan kamu itu apa yah?? Tanya dimas padaku. Boneka
Doraemon, ujarku kembali. Kalau begitu Anggap saja bola basket itu boneka
doraemonmu, dengan begitu gemetaranmu sedikit hilang. Kemudian dia mengajariku
teknik-teknik dasar bermain bola basket. “Ya Allah Ternyata apa yang dikatakan
Ila itu benar, aku lebih sering memerhatikan Dimas dibandingkan dengan bolanya.
Ya Allah bantulah hamba-Mu ini., ujarku dalam hati.” Jam 17.19 kamipun pulang
kerumah. Setelah
sampai dirumah akupun langsung mandi dan kemudian aku langsung menjatuhkan
badanku keatas tempat tidur. Seluruh badanku terasa pegal. Tanpa ku sadari aku
mulai memejamkan mata.
Keesokan harinya. Seluruh
anggota badanku masih terasa pegal tapi ku paksakan kakiku untuk berjalan menuju
kelas. Sesampainya di kelas ku dengar suara Ila yang memanggil namaku. Aku
langsung menghampirinya dengan berjalan seperti Nenek tua. Saat menuju arah Ila
tiba-tiba seseorang dari belakang mendorong badanku, Aku hampir terjatuh ke
lantai. Tapi untunglah ada seseorang yang memegang tanganku, sehingga aku tidak
jadi jatuh. Ternyata orang yang memegang tanganku adalah Dimas, entah mengapa
jantungku tiba-tiba berdetak kencang. Semua orang yang ada di dalam kelas
langsung memerhatikan Aku dan Dimas. Aku langsung mengucapkan terima kasih
padanya dengan tangan yang masih memegang tangannya. Cieeee yang pacaran niii
yeee, tiba-tiba kata-kata yang berasal dari mulut Ila membuat semua orang yang
ada didalam kelas menjadi kaget(terutama para prempuan yang sangat mengidolakan
Dimas menjadi shock). Aku kemudian menatap Ila dengan mata yang sinis. Dia
langsung berkata “maaf Dit akukan Cuma bercanda”, sambung ila lagi yang membuat
semua orang merasa lega. Satu
minggu kemudian. Akhirnya hari ini tiba juga, hari dimana Aku akan memperlihatkan
kepada semua orang bahwa Aku sudah bisa bermain basket berkat bantuan Dimas. Pelajaran
olah raga dimulai. Aku mulai bermain basket, ku keluarkan semua teknik yang di
ajarkan Dimas padaku, yang membuat semua mata tertuju padaku(karena ke ahlianku
bermain basket). Terutama mata Ila dan Anto, mereka tidak mengira bila Aku akan
mahir dalam bermain basket. Diantara puluhan mata yang melihatku, Aku hanya mencari
sosok Dimas. Akhirnya ku temukan Dia, Dia tersenyum manis padaku yang membuat
jantungku berdetak kencang lagi, aku tidak tau perasaan apa yang Aku rasakan.
Dita awaassss ku dengar teriakan teman-teman dari belakang badanku, tapi Aku hanya
mengabaikan perkataan mereka dan Aku hanya fokus memandangi Dimas. Ku lihat
Dimas berlari ke arahku, Ya Allah
jantung berdetak lebih kencang lagi, hatiku langsung berbunga-bunga, tapi
tiba-tiba ada sesuatu yang membentur kepalaku dengan keras, akupun pingsan seketika.
Season 7
Saat
ku bangun ternyata aku berada di UKS. Ku lihat sahabatku Ila berada di
sampingku. Ku bertanya padanya apa yang sudah terjadi. Dia bilang ”tadi waktu aku
bermain basket kepalaku terbenturdengan bola, kemudian aku pingsan di tengah
lapangan. Aku langsung memasang wajah menyesal dan berkata dalam hati ” Ya
Allah Kenapa kejadian waktu SMPku terulang kembali??” Kamu tenang saja kejadian
waktu SMP mu berbeda dengan kejadian sekarang. Apa maksudmu, tanyaku pada Ila.
Kamu memang pingsan tapi pingsanmu kali ini tidak akan membuatmu malu tapi
sebaliknya, jawab Ila. Aku benar-benar tidak mengerti dengan perkataanmu,
tanyaku kembali. Saat kamu mau jatuh, tiba-tiba Dimas menangkapmu dan alhasil
kamu pingsan dipangkuan Dimas, dan kemudian Dimas berlari menggendongmu menuju
UKS, apakah kamu tahu semua mata melihat ke arah kalian berdua , ahahaha
kisahmu seperti sinetron saja, jawab Ila. Ila apa yang harus aku lakukan??
Semua orang pasti akan berfikir yang bukan-bukan tentang Aku dan Dimas,
Tamatlah riwayatku kali ini, ujarku pada Ila. Bukankah itu bagus karena kamu
akan di kenal banyak orang, jawab Ila. Apa kamu gila??Aku tidak ingin terkenal.
Jawabku. Andaikan aku dapat memilih, aku
tidak ingin digendong oleh Dimas, sambungku lagi. Kamu itu semestinya bersyukur Dit karena kamu
bisa di gendong sama Dimas, cowok yang di idolakan satu sekolah. Aku bingung
kenapa Dimas bisa baik sama kamu, padahal kalau sama cewek-cewek lain Dia
selalu dingin, jangan-jangan Dimas suka lagi sama kamu, kata yang keluar dari
mulut Ila membuat jantungku terasa ingin berhenti. Pokoknya Dimas tidak boleh
suka sama aku titik., sambungku lagi. Memangnya kenapa kalau dia suka sama
kamu, memangnya apa yang salah dengan hal itu??, tambah ila.Aku merasa tidak
cocok bila berpacaran dengan Dimas, secara Dimas itukan cowok yang diidolakan
satu sekolah. Pasti semua orang akan membenciku, jawabku pada Ila. Sudahlah Dit
Kamu jangan berfikir yang bukan-bukan, Aku rasa semua orang akan setuju kok
kalau kamupacaran dengan Dimas, secara kamu itukan pintar+cantik lagi, ujar Ila
yang mencoba meyakinkanku. Aku hanya menundukkan kepala.
Season 8
Semenjak
kejadian di lapangan basket itu, Aku dan Dimas menjadi akrab.kebetulan rumah
Dimas searah dengan rumahku jadi Aku dan Dimas sering pulang dan pergi sekolah
bersama menggunakan Motor Ninja Merahya. Sehingga banyak orang yang mengira
kami berdua berpacaran bahkan Ayah, Mama, dan Kak Dika juga awalnya mengira
kami berpacaran. Hari ini begitu
cerah Akupun telah selesai berpakaian dan berada di halaman rumah bersama Mama
untuk menunggu Dimas. Ku lihat Mama sedang asyik dengan bunga-bunganya. Ditapa
kamu menyukaimu Dimas?? Tiba-tiba Pertanyaan yang keluar dari mulut mama
membuatku terkejut. Aaa..ku Enggak suu..ka kok Ma saa..ma Dii..mas(dengan suara
yang terbata-bata) , Aku hanya menganggapnya sebagai sahabat. Tapi Mama rasa
Dimas menyukaimu, sambung Mama lagi. Itu mungkin Cuma perasaan Mama saja(kemudian
aku teringat perkataan Ila waktu di UKS, perkataannya sama seperti Mama), mana
mungkin Dimas suka sama cewek yang kutu buku kayak Aku. Nak di dunia ini tidak
ada kata tidak mungkin selagi Allah SWT menghendaki apapun bisa terjadi.
Kata-kata mama barusan membuatku berpikir.
Tiba-tiba suara klakson motor
Dimas berbunyi, Aku terkejut mendengarnya. Ma aku pergi dulu yah(sambil menciun
tangan Mama). Tante kami pergi dulu(kata dimas saat kami ingin berangkat).
Hati—hati yah Nak, didepan sana banyak tukang becak jangan sampai kamu
menabraknya nanti kasian loh tukang becaknya., jawaban Mama yang membuat aku
dan Dimas tersenyum kecil. Diatas motor Aku hanya memikirkan perkataan Mama
tentang perasaanku ke Dimas. Aku tidak boleh suka sama dimas, Aku harus
menjauhinya aku tidak ingin Dia malu gara-gara Aku.
Season 9
Sesampainya
di sekolah Aku dan Dimas berjalan menuju kelas. aku memulai berbicara padanya.
Dim mulai sekarang kamu tida usah lagi antar jemput aku ke sekolah. Memangnya
kenapa Dit?? Aku Cuma tidak enak saja selalu merepotkanmu!!! Tapi aku tidak
pernah merasa direpotkan sama kamu kok!!!Apa kata teman-teman nanti kalau kita
sama-sama terus, aku mohon padamumendingan kita jaga jarak saja(aku langsung
berlari meninggalkan Dimas). Semenjak kejadian itu aku dan Dimas ibarat orang
yang tidak saling mengenal, bahkan saat kami bertemu, kami tidak pernah menyapa
ataupun tersenyum. Aku pindah ke kursi yang paling depan begitupun dengan
sahabatku Ila. Anto dan Ila bingung dengan sikapku pada Dimas yanh seolah-olah
ingin menghindar dari Dimas. Tidak terasa 2 minggu
sudah berlalu, sudah 2 minggu aku dan Dimas seperti orang asing. Pelajaran
Biologi dimulai. Ibu Tami membagi kami menjadi beberapa kelompok, dalam 1
kelompok anggotanya hanya 2 orang. Aku berharap bisa sekelompok dengan Ila atau
mungkin dengan Anto, tapi ternyata aku justru sekolompok dengan Dimas, orang
yang ingin ku jauh. Aku menjerit dalam hati, Ya Allah mengapa engkau melakukan
hal ini padaku??Ibu Tami memberi tugas pada kami yaitu berkunjung ke rumah
sakit untuk mewawancarai pasien yang terkena penyakit demam berdarah. Ibu Tami
memberi kami waktu selam 2 minggu untuk mengerjakan tugas tersebut. Semua orang dikelasku
iri dengan kelompokku(termasuk Ila dan Anto). karena mereka bilang Aku dan
Dimas sama-sama orang pintar, jadiMereka semua menyebut kelompokku sebagai
kelompok berlian. Tapi Aku merasa tidak senang karena harus sekelompok dengan
Dimas., Ya Allah apa yang harus kulakukan?? Aku tidak ingin sekelompok
dengannya, ujarku dalam hati.
Season 10
Keesokan
harinya. Saat memasuki gerbang sekolah, tidak sengaja aku melihat Dimas bersama
dengan seorang prempuan. Apakah mungkin Dia
prempuan yang kemarin yang dibonceng oleh Dimas, mengapa dia begitu
akrab dengan Dimas, apakah dia pacarnya Dimas??, itulah pertanyaan yang ada
dibenakku saat ini. Bel berbunyi Aku segera berlari menuju kelas dengan
pertanyaan yang masih belum ku ketahui jawabannya. Pelajaran
Fisika dimulai, Pak Edi masuk kedalam kelas dengan seorang prempuan berada
tepat di belakangnya. Ternyata prempuan itu anak pindahan, Dia bernama Siska. Pak
Edi menyuruhnya duduk di belakang bangkuku dan tepat di depan bangku Dimas.
Setelah ku perhatikan wajahnya, ternyata yang bersama dengan Dimas di gerbang
tadi itu adalah Siska. Ya Allah tolong hilangkan perasaan cemburuku pada Siska,
ujarku dalam hati. Sudah
1 minggu berlalu, Siska dan Dimas semakin akrab. Mereka selalu bersama-sama.
Rasanya Aku tidak rela menyaksikan kedekatan mereka berdua. Saat di dalam kelas
Anto, Dimas, dan Siska sering berkumpul dan mereka sering tertawa bersama. Aku
lebih memilih untu tidak bergabung dengan mereka, dan Aku hanya bisa
menyaksikannya kebersamaan mereka dari kejauhan. Hari ini, Aku memberanikan diri
untuk berbicara pada Dimas. Dim tentang tugas biologi, kita ke rumah sakitnya
sebentar yah, sehabis pulang sekolah. Aku tunggu kamu di depan sekolah. Dia
hanya menganggukkan kepalanya tanpa melihat wajahku. Syukurlah kamu masih
mengingat perkataanku untuk menjaga jarak denganku, ujarku dalam hati.
Season 11
Bel pulang berbunyi, Akupun
menunggu Dimas di depan sekolah untuk berangkat bersamanya ke rumah sakit. Tapi
ternyata Dimas malah berboncengan dengan Siska
dan dia hanya bilang padaku “kita
ketemuan di rumah sakit saja”. Aku langsung kecewa mendengar kata-kata Dimas
narusan, Aku mengira Dia akan berboncengan denganku tapi ternyata Dia malah berboncengan
dengan Siska. Saat Aku akan memanggil Ojek tiba-tiba Anto datang menghampiriku
dengan menggunakan mobilnya, kemudian dia menawarkan dirinya untuk mengantarku
ke Rumah Sakit. Dengan senang hati aku menerima tawarannya. Sesampainya
di rumah sakit Anto hanya mengantarku, kemudian dia langsung pergi. Ku cari
Dimas, ku lihat Dia bersama dengan Siska. Aku bertanya-tanya dalam hati ”mengapa
dia ada disini?? Mengapa Dia selalu bersama Dimas?? Apakah mungkin mereka
berdua pacaran??”. Halo Dit, sapa Siska dengan suara yang lembut. Halo juga,
jawabku dengan senyuman kecil yang menghiasi bibirku. Oia maaf yah karena aku
datang kesini juga, habisnya aku sendirian dirumah jadi aku ikut deh sama Dimas
kesini, kamu tidak marahkan??, ujar Siska padaku. Iya tidak apa-apa kok,
sambungku lagi. Kemudian kami langsung masuk ke dalam rumah sakit.
Season 12
Jam
17.04. Akhirnya selesai jaga mewawancarai pasien, kamipun bergegas pulang ke
rumah masing-masing. Dimas dan Siska berboncengan sedangkan Aku hanya menaiki
Bus. Diatas Bus, kenek Busmeminta uang karcis padaku.Ku buka tasku, tapi
ternyata dompetku tidak ada didalamnya, aku mulai panik. Tiba-tiba kenek BUSitu menyuruhku turun dari BUS.
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 17.37, rumahku masih jauh tapi Aku tidak
punya uang dan hand phonekusudah
lobet saat aku masih berada di rumah sakit tadi. Terpaksa aku berjalan kaki
ke rumah dengan perut yang mulai kelaparan. Saat berjalan menuju rumah
tiba-tiba hujan turun, Aku langsung berteduh disebuah halte Bus. Akupun menangis mengingat kejadian yang Aku alami
pada hari ini, hari ini adalah hari yang paling sial dalam hidupku,bisikku
dalam hati. Ku teringat sifat Dimas padaku sewaktu di rumah sakit tadi, dia
tidak berbicara sepatah katapun bahkan saat Aku mengajak berbicara, yang
membuat hari sialku menjadi lebih sempurna. Aku menyesal telah membuatnya jauh
dariku, aku baru menyadari betapa pentingnya dia buatku. “Ya Allah kembalikan
Dimas padaku, aku mohon”, ujarku dalam hati yang diiringi dengan air mataku
yang mengalir deras bagaikan sedang menyaingi hujan deras saat ini. Tanpa ku
sadari seseorang berada di hadapanku, dia melihatku menangis. Kemudian orang
itu menyelimuti badanku dengan jaketnya. Aku sangat terkejut saat
melihat orang itu. Ternyata dia adalah DIMAS. Dia mencoba menenangkanku dengan
kata-katanya yang membuat jantungku berdebar lebih kencang ”sudah kamu jangan
menangis, kan sudah ada aku di sini. Aku janji tidak akan meninggalkanmu dan Aku
akan selalu menjagamu.” Melihat air mataku yang belum berhenti mengalir,
tiba-tiba Dia bilang ”DitJujur aku sudah terlanjur sangat menyukaimu. Kamu
maukan jadi pacarku??”, yang membuat jantungku hampir copot. Kamu jangan
bercanda deh Dim, saat ini aku sedang malas untuk bercanda denganmu, ujarku
pada Dimas. Sumpah Dit saat ini Aku tidak bercanda, AKU SERIUS!!. Tapi kamukan
sudah Siska, dia pacar kamu kan??, ujarku kembali pada Dimas. Mana mungkin Aku
pacaran sama Siska, Dia itukan sepupuku+pacarnya Anto, jawab Dimas dengan
mencoba meyakinkanku. Aku hanya menundukkan kepala, dengan perasaan yang malu
karena salahpaham dengannya. Kemudian Dimas bilang ”Kamu tau enggak Dit, selama
ini Aku mengacuhkanmu, serta memamerkan keakrapanku dengan Siska kepadamu itu
semua karena perintah Ila, dan Anto”,
sambung Dimas lagi. Aku langsung melihat wajah Dimas dengan ekspresi yang tidak
mengerti dengan kata-kata yang diucapkannya barusan. “Mereka yang menyuruhku
untuk melakukan hal itu padamu, katanya agar memastikan apakah kamu menyukaiku atau tidak. Terpaksa
Aku mengikuti rencana mereka berdua. Tapi Aku sudah tau kok kalau kamu juga suka
sama Aku.” Wajahku langsung memerah saat mendengar perkataan Dimas. Dit
sekarang kamu maukan jadi pacarku?? Aku berfikir beberapa menit dan akhirnya
Aku mengatakan“Iya aku mau jadi pacarmu” diiringi dengan air mataku yang
mengalir deras. Kemudian Dimas memelukku dengan erat, sambil berkata “MAAF Aku tidak bisa memenuhi permohonanmu untuk menjauh darimu
karena aku terlanjut menyukaimu, dan TERIMA KASIH telah menerimaku sebagai
pacarmu”.
TAMAT!
0 comments:
Post a Comment